Recent Posts

Rabu, 12 Oktober 2011

global warming

Global Warming

I. Pendahuluan

A. Latar belakang masalah

Di era globalisasi ini planet bumi sedang mengalami suatu perubahan suhu yang sangat tinggi yaitu pemanasan global atau global warming. Global warming itu sendiri adalah proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi, yang mana kenaikan suhu bumi cenderung terus naik, dan kenaikan suhu bumi ini tidak wajar.

Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca, akibat aktivitas manusia-manusia melalui efek rumah kaca”. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari berbagai Negara maju.

Pemanasan pada permukaan Bumi ini dikenal dengan istilah “Efek Rumah Kaca” atau “Greenhouse Effect”. Efek rumah kaca bukan berarti disebabkan oleh pantulan gedung-gedung kaca. Proses ini berawal dari sinar matahari yang menembus lapisan udara (atmosfer) dan memanasi permukaan bumi. Permukaan bumi yang menjadi panas menghangatkan udara yang berada tepat di atasnya. Karena menjadi ringan, udara panas tersebut naik dan posisinya digantikan oleh udara sejuk, dan seterusnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala mahluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin (mencapai -18°C) sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan tetapi, keberadaannya terlalu banyak, akibatnya jumlah gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, maka mengakibatkan terjadinya pemanasan global.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

B. Rumusan Masalah

Pada pemanasan global (global warming) kita harus mengetahui apa yang itu global warming dan yang menyebabkan terjadinya global warming dan efek umpan balik, serta kita harus mengetahui bagaimana cara mengukur dan menanggulangi atau dampak terjadinya global warming agar kita selamat dari ancaman global warming.

C. Tinjauan penulisan

Sepanjang penulisan ini, bahwa penulis mengambil beberapa referensi baik dari buku maupun internet yang menguraikan tentang permasalahan global warming, sehingga makalah ini dapat tersusun sebagaimana mestinya yang di harapkan penulis dan dapat memberikan pengetahuan tentang global warming.

Dalam makalah ini menjelaskan tentang penyebab terjadinya global warming, efek umpan balik dan pengukuran global warming, serta dijelaskan dampak dari global warming dan cara menanggulangi adanya global warming. Tetapi di dalam menanggulangi masalah global warming masih ada kendala baik dari segi manusianya yang kurang kesadaran akan bahayanya global warming ini.

II. Isi

Anomali temperatur permukaan rata-rata selama periode 1995 sampai 2004 dengan dibandingkan pada temperatur rata-rata dari 1940 sampai 1980. Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.

A. Penyebab global warming

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba di permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Beberapa penyebab terjadinya pemanasan global adalah karena adanya rumah kaca. Yang termasuk rumah kaca diantara adalah sebagai berikut (Moran.M and Morgan M.D, 1997):

1. Karbondioksida (CO2), berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara serta aktifitas manusia dan organism dalam bernafas.

2. Metana (CH4), berasal dari persawahan, timbunan sampah, pelapukan kayu,dekomposisi bahan organic secara anaerobic, limbah ternak ruminansa.

3. Nitrous Oksida (NO2),berasal dari kegiatan pertanian, pemupukan dan yang cukup besar dari proses industri dan transportasi.

4. Ozon (O3), ozon jika terdapat pada lapisan atmosfer bagian atas akan sangat berperan dalam mengurangi radiasi ultraviolet yang sampai pada permukaan bumi, namun jika terdapat di bagian bawah akan bersifat menyerap panas.

5. Chloroflourcarbon (CFC), ini adalah gas buatan manusia yang bermanfaat sebagai pendingin seperti AC, almari es. Namun gas ini bersifat menyerap panas dan merusak ozon.

Gas-gas rumah kaca tersebut mempunyai sifat menyerap panas, sehingga jika berlebihan akan berakibat pada pemanasan global. Salah satu gas rumah kaca yang penting adalah karbondioksida, karena pada umumnya banyak dihasilkan pada proses pemakaian energi oleh manusia, seperti listrik, pabrik dan kendaraan bermotor. Karbondioksida ini merupakan polutan yang paling besar pengaruhnya terhadap atmosfir. Polutan yang nomor dua merugikan atmosfir adalah chlourflourocarbon, bahan yang paling bertanggungjawab terhadap penipisan sebagian besar lapisan ozon adalah yang mengandung chloride yaitu Chloroflourcarbon (CFC). Beberapa Negara kontribusi yang menyebabkan terjadinya pemanasan global :

No Negara Peringkat Kontribusi (%)

1 Amerika Serikat 1 18,9

2 Uni soviet 2 12,8

3 Brazilia 3 11,2

4 China 4 7,1

5 India 5 4,2

6 Jepang 6 4,1

7 Jerman 7 3,0

8 Inggris 8 2,9

9 Indonesia 9 2,6

10 Prancis 10 2,3

Sumber : World Resources (1990) dalam Nurhasanah

B. Efek umpan balik

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.

Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat).Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer. Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan.

Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

C. Mengukur pemanasan global

Hasil pengukuran konsentrasi CO2 di Mauna Loa

Pada awal 1896, para ilmuan beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil akan mengubah komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata global. Hipotesis ini dikonfirmasi tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada program penelitian global yaitu International Geophysical Year, mengambil sampel atmosfer dari puncak gunung Mauna Loa di Hawai.

Hasil pengukurannya menunjukkan terjadi peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Setelah itu, komposisi dari atmosfer terus diukur dengan cermat. Data-data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa memang terjadi peningkatan konsentrasi dari gas-gas rumah kaca di atmosfer.Para ilmuan juga telah lama menduga bahwa iklim global semakin menghangat, tetapi mereka tidak mampu memberikan bukti-bukti yang tepat. Temperatur terus bervariasi dari waktu ke waktu dan dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya. Perlu bertahun-tahun pengamatan iklim untuk memperoleh data-data yang menunjukkan suatu kecenderungan (trend) yang jelas. Catatan pada akhir 1980-an agak memperlihatkan kecenderungan penghangatan ini, akan tetapi data statistik ini hanya sedikit dan tidak dapat dipercaya.

Stasiun cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan daerah perkotaan sehingga pengukuran temperatur akan dipengaruhi oleh panas yang dipancarkan oleh bangunan dan kendaraan dan juga panas yang disimpan oleh material bangunan dan jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh dari stasiun cuaca yang terpercaya (terletak jauh dari perkotaan), serta dari satelit. Data-data ini memberikan pengukuran yang lebih akurat, terutama pada 70 persen permukaan planet yang tertutup lautan. Data-data yang lebih akurat ini menunjukkan bahwa kecenderungan menghangatnya permukaan Bumi benar-benar terjadi.

Jika dilihat pada akhir abad ke-20, tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998 menjadi yang paling panas. Dalam laporan yang dikeluarkannya tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa temperatur udara global telah meningkat 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit) sejak 1861. Panel setuju bahwa pemanasan tersebut terutama disebabkan oleh aktivitas manusia yang menambah gas-gas rumah kaca ke atmosfer. IPCC memprediksi peningkatan temperatur rata-rata global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. IPCC panel juga memperingatkan, bahwa meskipun konsentrasi gas di atmosfer tidak bertambah lagi sejak tahun 2100, iklim tetap terus menghangat selama periode tertentu akibat emisi yang telah dilepaskan sebelumnya. karbon dioksida akan tetap berada di atmosfer selama seratus tahun atau lebih sebelum alam mampu menyerapnya kembali.

Jika emisi gas rumah kaca terus meningkat, para ahli memprediksi, konsentrasi karbondioksioda di atmosfer dapat meningkat hingga tiga kali lipat pada awal abad ke-22 bila dibandingkan masa sebelum era industri. Akibatnya, akan terjadi perubahan iklim secara dramatis. Walaupun sebenarnya peristiwa perubahan iklim ini telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah Bumi, manusia akan menghadapi masalah ini dengan risiko populasi yang sangat besar.

D. Dampak pemanasan global

Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global, diantaranya adalah :

1. Kenaikan temperatur global akan mengakibatkan mencairnya gunung es terutama di kutub Utara dan kutub Selatan yang menyebabkan air laut naik.

2. Peningkatan permukaan air laut menyebabkan tenggelamnya daerah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil.

3. Pergeseran musim

4. Terjadinya krisis persediaan makanan akibatnya tingginya potensi gagal panen dan krisis air bersih.

5. Hilangnya jutaan spesies flora dan fauna karena tidak dapat beradaptasi dengan perubahan suhu di bumi.

Dengan demikian potensi meluasnya kerusakan yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini, maka diperlukan kerjasama secara global masyarakat di dunia ini untuk menanggulangi permasalan global warming, adapun cara penanggulangannya adalah sebagai berikut :

1. Membudayakan gemar menanam pohon penghijauan serta menggantikan tanaman yang ditebang.

2. Hemat pemakaian listik, karena listrik sebagian besar menggunakan bahan bakaar fosil yang menghasilkan CO2 cukup besar.

3. Penggunaan transfortasi umum dan pemakaian bahan bakar yang ramah lingkungan.

4. Mendesain bangunan yang sirkulasi udara dan pencahayaan yang alami, sehingga hemat listrik.

5. Meminimalisir penggunaan AC, almari es yang menghasil CFC.

6. Pemakaian sepeda atau jalan kaki pada perjalan jarak dekat.

7. Hindari pembakaran sampah dan jangan membuka lahan dengan membakar.

8. Mengurangi penggunaan plastik yang sulit terurai.

Dari usaha tersebut diatas, kita tidak bisa melakukan sendiri, namun perlu bahu membahu kerja internasional, karena ini adalah merupakan masalah global, atmosfir tidak dapat dibatasi secara administrasi dan bumi tidak dapat dipisahkan.

III. Penutup

A. Kesimpulan

Gas rumah kaca seperti CO2, NH4, CFC, O3 yang meningkat berlebihan akan dapat menyebabkan efek rumah kaca, dampak dari efek rumah kaca tersebut adalah terjadinya pemanasan global (global warming).

Pemanasan global (global warming) efeknya mulai sudah kita rasakan sekarang, seperti banjir, kekeringan, sulitnya air bersih dan sebagainya. Upaya mengantisipasi dampak semakin buruknya global warming harus di sosialisasikan pada seluruh lapisan masyarakat dunia, karena global warming merupakan masalah global harus di antisipasi bersama-sama oleh masyarakat dunia. Kita harus memulai kegiatan antisipasi ini dari diri sendiri apa yang bisa kita kerjakan, dan ini merupakan masalah yang sulit. Karena karakter manusia yang rakus, jika dibiarkan terus akan menghancurkan lingkungan ini.

B. Saran

Untuk menghadapi berbagai masalah yang terjadi di dunia yang diakibatkan oleh global warming maka :

1. Perlunya adanya penyuluhan bagi masyarakat tentang bahaya global warming dan cara menanggulanginya.

2. Mengadakan reboisasi,tidak membakar sampah dan hutan.

3. Peran Pemerintah dan masyarakat dalam hal permasalahan global warming.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global

Moran.M and Morgan MD, 1997, Meteorology, The atmosphere and Science of Weather, macmillan, New Jersey

Nurhasanah, 2003, Konsumsi Energi Dan Pemanasan Global, http: //tumoutou.net/6_sem2_023/nurhasanah.htm.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More